Friday, July 9, 2010

Menyatukan Visi untuk Mengatasi Masalah Keuangan Pasutri


Bukan lagi waktunya menjadikan uang sebagai sumber masalah pasutri. Karena konflik rumah tangga, yang dikaitkan dengan masalah keuangan, sebenarnya disebabkan oleh individu itu sendiri.

Apalagi setelah mengetahui setiap individu memiliki perbedaan tipe karakter yang berdampak pada perilaku dalam menggunakan uang (baca: money archetype). Lebih kompleks lagi, ketika pasangan memiliki tipe karakter dan tipe uang yang ternyata saling bertabrakan.

Tom Martin Charles Ifle, Mentor Coach, memaparkan bahwa pasutri bisa mengatasi masalah keuangan dengan lebih dahulu mengenali karakter masing-masing. Selanjutnya, pasutri yang menyadari adanya masalah dalam hubungan berpasangan perlu menjalani money coaching, yang memiliki tahapan seperti berikut:

1. Menguraikan biografi keuangan
Anda dan pasangan perlu menjabarkan kondisi keuangan saat ini. Apa yang sudah Anda miliki maupun yang belum dan ingin dimiliki. Dengan begitu biografi keuangan Anda dan pasangan lebih jelas terlihat dan menjadi tolok ukur untuk perbaikan atau peningkatan keuangan keluarga.

2. Mendefinisikan karakter negatif dan positif
Paparan mengenai biografi keuangan bukan satu-satunya tolok ukur. Karena masalahnya bukan pada uang namun pada hubungan berpasangan itu sendiri. Maka pasutri perlu terbuka membicarakan dan mendefinisikan karakter positif dan negatif dari dirinya. Dengan lebih mengenali karakter personal ini, pasutri bisa memahami apa sebenarnya penyebab masalahnya. Apakah perbedaan visi, prioritas, atau pengalaman masa lalu yang membentuk setiap individu dengan karakternya sekarang. Apa yang Anda dan pasangan senangi atau tidak dari masing-masing karakter juga perlu diungkapkan.

"Bagaimana kebiasaan masa kecil seseorang turut mempengaruhi. Termasuk sifat dari orangtua yang menempel pada dirinya. Karakter yang terbangun sejak kecil ini yang seharusnya disadari, dan dicoba untuk diperbaiki agar pasutri bisa menjadi team player yang lebih kompak," jelas Tom kepada Kompas Female.

3. Memaafkan dan menerima diri
Setelah mengenali karakter diri sendiri dan pasangan, tindakan selanjutnya adalah memaafkan dan menerima diri. Mengapa? Karena setelah mengeksplorasi diri, Anda dan pasangan bisa saja menemukan karakter yang sebenarnya berdampak tak baik bagi keberlangsungan hubungan. Komunikasi yang terbuka bersama pasangan menjadi cara ampuh menjalani tahapan ini.

4. Menyusun tujuan bersama
Dengan mengenali karakter pasangan, Anda bisa lebih mudah menentukan tujuan dan prioritas bersama. Dengan adanya kesamaan visi dan tujuan, persoalan keuangan akan lebih mudah terselesaikan. Karena Anda dan pasangan tak lagi berjalan sendiri, dan membuat keputusan finansial hanya dari satu pihak saja.

5. Membuat kesepakatan berpasangan
Peran Anda dan suami perlu didefinisikan dengan lebih jelas. Perlu ada kesepakatan semacam janji pernikahan yang diperbarui, hanya saja kali ini kaitannya dengan berbagai kasus atau persoalan keuangan dan solusi terbaik yang bisa Anda lakukan. Rumah tangga membutuhkan aturan main yang jelas. Begitupun dengan resolusi yang Anda dan pasangan sepakati bersama. Setelahnya, Anda dan pasangan membuat action plan tentang perencanaan keuangan. Kesepakatan ini pun harus tercatat dengan rapi dan ditandatangani.

6. Merencanakan keuangan
Berdasarkan kesepakatan yang sudah dibuat, dan setelah saling memahami karakter, pasutri bisa lebih mudah merencanakan keuangan. Dampak positifnya, pasutri tidak lagi takut berinvestasi atau menabung. Keputusan finansial pasangan juga bisa dibuat lebih jelas. Dengan adanya keselarasan bersama pasangan, perencanaan keuangan akan lebih bijak. Termasuk dalam memilih produk, jumlah uang yang akan diinvestasikan, lembaga keuangan yang dipilih, dan target yang ingin dicapai nantinya.

"Bahkan money coaching akan lebih bermanfaat dilakukan pasangan menjelang pernikahan. Dengan begitu kehidupan rumah tangga akan lebih solid," kata Tom. Tahapan money coaching ini menjadi solusi untuk masalah dasar seputar keuangan dan hubungan berpasangan.

Selanjutnya, saat pasutri semakin bertumbuh, memiliki anak, serta keluarga besar, masalahnya akan lebih kompleks. Konflik tetap akan muncul, hanya saja bisa diminimalisasi dengan adanya keselarasan visi pasutri.

No comments: