Monday, December 27, 2010

Sukses Jadi Manajer Keuangan Keluarga


Dalam sebuah perkawinan, istri sering mendapat tugas sebagai manajer keuangan keluarga. Mengelola keuangan keluarga mungkin tak semudah yang diangankan. Tapi, jika Anda sukses melakukannya, kehidupan yang lebih menyenangkan siap menanti. Simak tips pengelolaan keuangan untuk para ibu berikut ini.

1. Uang adalah kepentingan bersama
Ketahui dengan pasti jumlah pemasukan, tabungan, juga cashflow bulanan keluarga. Luangkan waktu sekitar 15 menit untuk duduk bersama suami dan buat anggaran belanja serta mengevaluasi ke mana "larinya" uang Anda berdua dalam sebulan ini. "Meski Anda tidak punya pengalaman dalam mengatur keuangan, namun dua kepala selalu lebih baik dalam hal pengaturan uang," kata Janet Bodnar, penulis buku Money Smart Women.

2. Uangmu, Uangku, dan Uang Kita
Rekening bersama merupakan cara yang paling mudah dan efektif untuk membayar pengeluaran keluarga, seperti cicilan rumah, membayar tagihan listrik, atau biaya membeli susu anak. Bila disepakati, Anda dan suami bisa memiliki rekening terpisah untuk keperluan yang sifatnya pribadi, seperti ke salon, arisan, atau makan siang dengan teman.

3. Penuhi kewajiban
Hutang termasuk dalam salah satu problem keuangan yang serius bila tak segera diatasi. Itu sebabnya, masukkan pos pengeluaran ini dalam anggaran pengeluaran rutin, misalnya pembayaran tagihan kartu kredit. Bila jumlah hutang terlalu besar, stop pengeluaran lain yang tidak penting dan kendalikan diri untuk tidak membeli barang secara kredit.

4. Sedia payung sebelum hujan
Sebagai manajer keuangan keluarga, Anda juga perlu membuat langkah-langkah untuk menyiapkan dana darurat, anggaran kesehatan atau dana pendidikan. Sisihkan uang Anda (lebih besar lebih baik) untuk pos tabungan, asuransi kesehatan, juga dana pendidikan Si Kecil. Bila anak Anda belum memasuki usia sekolah, persiapkan dengan memiliki tabungan, asuransi pendidikan, atau memilih investasi jangka panjang.

Cegah Uang Jadi Penyebab Retaknya Rumah Tangga


Sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Socio-Economics menemukan bahwa wanita lebih sering bertengkar dengan pasangannya mengenai uang ketimbang masalah lain. Bahkan menurut Brad Klontz, psikolog dan terapis bidang keuangan mengatakan, setiap kita memiliki cara pengaturan uang sendiri yang terbentuk sejak kecil. Tak heran, bisa terjadi perbedaan antara pasangan mengenai pengaturan keuangan. Jangan sampai hal itu menjadi penyebab utama retaknya rumah tangga Anda.

Belinda Fuchs, pelatih keuangan asal Boston mengatakan, "Pasangan yang tidak menyisihkan waktu untuk mengerti dan berbicara dengan satu sama lain mengenai caranya mengatur keuangan, kebiasaan, dan sikap melihat uang akan saling menghakimi, menyalahkan, dan mengeluhkan sikap pasangannya. Tak lama, pasangan yang menghadapi masalah ini akan saling mendiamkan, malas berkomunikasi, menghindar, dan menutupi masalah tentang uang. Hasil akhirnya, sama-sama stres, saling bertengkar, dan 'perselingkuhan uang', kemudian hubungannya pun tenggelam."

Sebelum itu semua terjadi, cobalah untuk terbuka dengan pasangan mengenai keuangan keluarga. Berikut adalah 3 langkah yang bisa Anda lakukan untuk menciptakan keharmonisan keuangan dalam keluarga:

1. Belajar untuk membicarakan masalah keuangan

Jika perlu, menyelamlah ke dalam diri Anda sendiri. Pelajari bagaimana dulu orangtua Anda mengajarkan tentang keuangan. Diskusikan ketakutan Anda tentang keuangan kepada si dia, utarakan apa gol hidup Anda, dan bagaimana uang bekerja dalam keluarga Anda. Cari waktu yang tenang untuk mulai membicarakan hal ini.

"Terimalah pasangan Anda sebagaimana adanya, termasuk dan terutama soal cara mereka memandang uang, kepercayaan, dan sikap terhadap uang. Ciptakan sebuah perbincangan yang hangat, aman, dan terbuka satu sama lain mengenai uang dan masa depan finansial Anda, lalu ciptakan sebuah rencana mengenai keuangan keluarga Anda," saran Fuchs.

2. Gunakan alat keuangan untuk mengukur perkembangan

Saat ini ada pelbagai alat keuangan yang secara gratis bisa Anda gunakan di internet untuk mengkontrol keuangan Anda. Dengan begini Anda akan selalu terkontrol untuk mendeteksi uang apa saja yang keluar secara otomatis dan apa yang tidak, sehingga Anda bisa mendapatkan gambaran tentang sisa uang yang bisa digunakan untuk barang-barang sekunder atau tersier setiap bulannya.

3. Sepakati seberapa banyak masing-masing boleh menggunakan uang sisa tanpa konsultasi

Anda pasti punya kerinduan untuk menggunakan uang pada hal-hal yang sekunder atau tersier, seperti ke salon, beli sepatu hak tinggi, dan lainnya. Setelah semua urusan keuangan utama terbagi rata dan uang tabungan pun aman, uang yang tersisa berarti bisa dibagi 2 dan dijadikan uang saku bulanan. Putuskan dengan si dia, seberapa banyak uang yang boleh dihabiskan untuk memanjakan diri tanpa harus mendiskusikan penggunaan uangnya dengan pasangan. Dengan menentukan jumlah uang yang bisa digunakan secara pribadi tanpa harus mendiskusikan dengan pasangan akan membantu menilai dan merangkai perencanaan keuangan yang lebih besar. Jika mendapati kesulitan untuk memutuskan angka yang tepat untuk hal ini, berarti sudah saatnya memanggil terapis atau ahli keuangan.


NAD

Editor: Nadia Felicia

Tuesday, December 21, 2010

Kenali 10 Tanda Dini Kanker Prostat!


Kanker prostat adalah salah satu dari 10 penyakit tersering yang menimpa pria. Sayang, para pria kerap tidak sadar dengannya sampai penyakit ini menyebar dan makin sulit diterapi.
Bisa jadi ini akibat terlalu banyaknya gejala yang ada. Setidaknya, ada cara mengenali gejala kanker prostat. Mari kita lihat tanda-tanda berikut ini :

1. Sulit berkemih
Bisa berupa perasaan ingin berkemih tapi tidak ada yang keluar, berhenti saat sedang berkemih, ada perasaan masih ingin berkemih atau harus sering ke toilet untuk berkemih karena keluarnya sedikit – sedikit. Gejala ini akibat membesarnya kelenjar prostat yang ada di sekitar saluran kemih karena ada tumor di dalamnya sehingga mengganggu proses berkemih. Kelenjar prostat akan makin besar seiring bertambahnya usia seseorang. Karena itu, periksa diri ke dokter untuk membedakan apakah hanya pembesaran prostat ataukah kanker.

2. Nyeri saat berkemih
Problem ini juga akibat adanya tumor prostat yang menekan saluran kemih. Namun, nyeri ini juga bisa merupakan gejala infeksi prostat yang disebut prostatitis. Bisa juga tanda hiperplasia prostat yang bukan merupakan kanker.

3. Keluar darah saat berkemih
Gejala ini jarang terjadi, namun jangan diabaikan. Segeralah periksa ke dokter meski darah yang dikeluarkan hanya sedikit, samar – samar atau hanya berwarna merah muda. Kadangkala infeksi saluran kemih juga bisa menyebabkan gejala ini.

4. Sulit ereksi atau menahan ereksi
Tumor prostat bisa saja menyebabkan aliran darah ke penis yang seharusnya meningkat saat terjadinya ereksi menjadi terhalang sehingga susah ereksi. Bisa juga menyebabkan tidak bisa ejakulasi setelah ereksi. Tapi sekali lagi, pembesaran prostat bisa saja menyebabkan munculnya gejala ini.

5. Darah pada sperma
Gejala ini, seperti darah pada urin, bisa timbul tidak terlalu jelas. Darah tidak dalam jumlah banyak dan hanya menyebabkan warnanya berubah menjadi merah muda. Meski begitu patut diwaspadai

6. Sulit Buang Air Besar (BAB) dan ada masalah saluran pencernaan lainnya
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih dan di depan rektum. Akibatnya, bila ada tumor pencernaan akan terganggu. Namun perlu diingat, sulit BAB yang terus menerus terjadi juga bisa menyebabkan pembesaran prostat karena terjadi tekanan pada kelenjar secara terus menerus. Sulitnya BAB dan gangguan saluran cerna bisa juga mengindikasikan kanker usus besar.

7. Nyeri terus menerus di punggung bawah, panggul atau paha dalam bagian atas
Sering, kanker prostat menyebar di wilayah-wilayah ini, yaitu pada punggung bawah, panggul dan pinggul sehingga nyeri yang sulit dijelaskan di bagian ini bisa menjadi tanda adanya gangguan

8. Sering berkemih di malam hari
Jika Anda sering terbangun di malam hari lebih dari sekali hanya untuk berkemih, periksalah segera ke dokter.

9. Urin yang menetes atau tidak cukup kuat
Gejala ini mirip inkontinensia urin (ngompol). Urin tidak dapat ditahan hingga perlahan keluar dan menetes. Atau kalau pun keluar aliran tidak cukup kuat.

10. Usia di atas 50 dan mempunyai faktor resiko
Karena tidak menimbulkan gejala maka pria yang memiliki faktor risiko sebaiknya memeriksakan diri secara rutin. Faktor risiko ini termasuk adanya anggota keluarga yang menderita kanker terutama jika itu sang ayah, obesitas/kegemukan dan merokok merupakan salah satu faktor risiko kanker prostat.

oleh dr. Intan Airlina Febiliawanti di kompas health

6 "Screening" Kesehatan Wajib Pria


Melakukan screening kesehatan pada saat yang tepat merupakan hal penting yang harus dilakukan pria demi kesehatannya. Dengan melakukan check up kesehatan, penyakit akan ditemukan lebih dini, bahkan sebelum muncul gejala, sehingga lebih mudah ditangani dan kemungkinan sembuhnya lebih besar. Misalnya saja, jika ditemukan diabetes sejak awal, komplikasi seperti hilangnya penglihatan atau impotensi masih bisa dicegah.
Apa saja cek kesehatan yang wajib untuk para pria?

1. Kesehatan prostat

Kanker prostat merupakan kanker yang paling banyak dialami pria. Biasanya kanker ini tergolong lambat berkembang meski ada juga tipe yang agresif dan cepat berkembang. Dengan screening, dokter akan menemukan penyakit ini sejak dini sehingga terapi yang diberikan lebih efektif.
Pemeriksaan prostat disarankan untuk pria berusia di atas 45 tahun atau lebih muda jika ada riwayat keluarga menderita penyakit ini. Jenis pemeriksaan yang banyak dilakukan adalah tes prostate specific antigen (PSA) melalui tes darah.

2. Kanker kolorektal

Kematian akibat kanker kolorektal berada di urutan kedua. Risiko pria untuk menderita kanker ini lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Penyakit ini biasanya terjadi akibat pertumbuhan polip pada usus besar. Setelah sel kanker tumbuh biasanya akan menyebar ke seluruh bagian tubuh.
Cara mencegah penyakit ini adalah menemukan dan mengangkat polip dari kolon sebelum mereka berkembang menjadi sel kanker. screening kanker kolon dianjurkan sejak seorang pria memasuki usia 50 tahun.

3. Tekanan darah

Risiko untuk menderita tekanan darah tinggi akan meningkat seiring dengan usia. Pada orang yang lebih muda risikonya juga tinggi jika menderita kegemukan dan bergaya hidup tidak sehat. Hipertensi bisa memicu penyakit kronis seperti penyakit jantung, stroke, serta ginjal.
Tekanan darah yang normal biasanya kurang dari 120/80 dan dianggap tinggi jika tekanannya 140/90 atau lebih. Lakukan pengukuran tekanan darah secara teratur.

4. Kadar kolesterol

Dalam jumlah yang tinggi, kolesterol jahat (LDL) bisa menyebabkan terbentuknya plak di dinding arteri yang akan memicu serangan jantung. Ateroklerosis, pengerasan dan penyempitan pembuluh darah, bisa berlangsung bertahun-tahun tanpa gejala.
Minimal lakukan tes darah setahun sekali untuk mengetahui kolesterol total, LDL dan HDL (kolesterol baik), serta trigliserida. Perubahan gaya hidup, seperti berolahraga dan mengurangi konsumsi lemak, biasanya cukup efektif menurunkan LDL.

5. Gula darah

Sepertiga penderita diabetes tidak menyadari penyakitnya. Padahal diabetes yang tidak terkendali bisa memicu berbagai penyakit, seperti serangan jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan, hingga impotensi. Hal ini tak perlu terjadi, terutama jika penyakit ini ditemukan sejak dini.
Pemeriksaan gula darah puasa dan gula darah sewaktu sebaiknya rutin dilakukan setiap tiga tahun sekali oleh pria berusia 40 tahun. Apabila Anda memiliki risiko lebih tinggi (kegemukan atau punya riwayat keturunan), lakukan cek gula darah lebih awal dan lebih sering.

6. HIV

HIV merupakan virus penyebab AIDS. Virus ini hidup dalam darah serta cairan tubuh dari orang yang terinfeksi meski orang tersebut tidak merasakan gejala. HIV menyebar dari satu orang ke orang lain melalui cairan yang masuk melalui kontak vagina, daerah anal, mulut, mata, atau luka terbuka di kulit.
Orang yang terinfeksi HIV bisa tidak merasakan gejala apa pun selama bertahun-tahun. Cara untuk mengetahuinya adalah dengan memeriksakan darah. Apabila Anda merasa berisiko tinggi tertular, yakni pernah memakai jarum suntik tidak steril atau melakukan hubungan seksual berisiko (tanpa kondom dan berganti pasangan), lakukan pemeriksaan HIV.

Monday, December 6, 2010

Tujuh Kiat Tinggalkan Maksiat


Bahkan di saat istirahat dan di tempat yang kita anggap aman dari gangguan mata, masih saja ada kesempatan bermaksiat

“Tiada hari tanpa maksiat”, kata ini mungkin lebih tepat untuk suasana hidup di zaman ini. Di kantor, di kampus, di jalan, bahkan di rumah sendiri, fasilitas maksiat tersedia.

Di kantor, godaan maksiat ada di mana-mana. Teman, orang luar, bahkan diri sendiri. Jika tidak karena iman, bukan mustahil akan mudah bermaksiat di hadapan Allah baik dengan terang-terangan atau tersembunyi. Kesempatan terbuka luas. Jadi kasis kita bisa memanipulasi uang, jadi pemasaran kita bisa memanipulasi dan korupsi waktu.

Televisi kita 24 jam menyediakan tontonan penuh fitnah dan umbar aurat. Bahkan di saat istirahat dan di tempat yang kita anggap aman dari gangguan mata, masih saja ada kesempatan bermaksiat.

Memang, meninggalkan maksiat adalah pekerjaan yang tidak ringan. Ia lebih berat daripada mengerjakan taat (menjalankan yang diperintah oleh Allah dan Rasul-Nya), karena mengerjakan taat disukai oleh setiap orang, tetapi meninggalkan syahwat (maksiat) hanya dapat dilaksanakan oleh para siddiqin (orang-orang yang benar, orang-orang yang terbimbing hatinya).

Terkait dengan hal tersebut Rasulullah Sallallahu aalaihi wa sallam. bersabda: "Orang yang berhijrah dengan sebenarnya ialah orang yang berhijrah dari kejahatan. Dan mujahid yang sebenarnya ialah orang yang memerangi hawa nafsunya."

Apabila seseorang menjalankan sesuatu tindak maksiat, maka sebenarnya ia melakukan maksiat itu dengan menggunakan anggota badannya. Orang yang seperti ini sejatinya telah menyalahgunakan nikmat anggota tubuh yang telah dianugerahkan Allah pada dirinya. Dalam bahasa lain dapat dikatakan, ia telah berkhianat atas amanah yang telah diberikan kepadanya.

Setiap kita berkuasa penuh atas anggota tubuh kita, pikiran dan jiwa kita. Akan tetapi, terkadang, kita begitu susah menggendalikan apa yang menjadi ‘milik kita’ itu. Tangan, mata, kaki dan anggota tubuh yang lain, kerap bergerak diluar kendali diri, yang tak jarang bertentangan dengan idealisme atau nilai-nilai keyakinan yang kita anut dan kita yakini. Padahal, rekuk relung kalbu kita bersaksi bahwa semua anggota tubuh itu, kelak akan menjadi saksi atas segala perbuatan kita di Padang Mahsyar.

Firman Allah SWT : "Pada hari ini (Kiamat) Kami tutup mulut-mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksian lah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka lakukan (di dunia dahulu)." (Yassin: 65).

Bagaimana agar kita selamat dari maksiat?

Di bawah ini beberapa ikhtiar, yang bila dijalankan secara sungguh-sungguh, insya Allah membawa faedah.

1. Menjaga Mata

Peliharalah mata dari menyaksikan pemandangan yang diharamkan oleh Allah SWT seperti melihat perempuan yang bukan mahram. Hindari, atau minimal kurangi-- untuk pelan-pelan tinggalkan sejauh-jauhnya-- melihat gambar-gambar yang dapat membangkitkan hawa nafsu. Termasuk menjaga mata, janganlah memandang orang lain dengan pandangan yang rendah(sebelah mata/menghina) dan melihat keaiban orang lain.

2. Menjaga Telinga

Menjaga telinga dari mendengar perkataan yang tidak berguna seperti: ungkapan-ungkapan mesum/kotor/jahat. Poin kesatu dan kedua ini menjadi tidak mudah di saat di mana gosip telah menjadi komuditas ekonomi. Gosip telah menjadi kejahatan berjamaah yang dianggap hal yang lumrah dilakukan, dan wajib ditonton dan disimak. Kehadirannya disokong dana yang tidak sedikit, dimanajeri, ada penulis skenarionya, ada kepala produksinya, ada reporternya dan seterusnya.

Rasulullah S.A.W. bersabda : "Sesungguhnya orang yang mendengar (seseorang yang mengumpat orang lain) adalah bersekutu (di dalam dosa)dengan orang yang berkata itu. Dan dia juga dikira salah seorang daripada dua orang yang mengumpat."

Oleh karenanya, menjaga mata-telinga adalah pekerjaan yang memerlukan energi dan kesungguhan yang kuat dan gigih.

3.Menjaga Lidah

Lidah adalah anggota tubuh tanpa tulang yang kerap mengantarkan pada perkara-perkara besar. Kehancuran rumah tangga, pertengkaran sahabat karib, hingga peperangan antar negara, dapat dipicu dari sepotong daging kecil di celah mulut kita ini.

Rasulullah Saw. bersabda : “Kebanyakan dosa anak Adam karena lidahnya.” (Riwayat Athabrani dan Al Baihaqi)

Jagalah lidah dari perkara-perkara seperti berbohong, ingkar janji, mengumpat, bertengkar / berdebat / membantah perkataan orang lain, memuji diri sendiri, melaknat(mncela) makhluk Allah, mendoakan celaka bagi orang lain dan bergurau( yang mengandung memperolok atau mengejek) orang lain.

4. Menjaga Perut

Yang hendaknya selalu di ingat: perut kita bukan tong sampah! Input yang masuk ke dalam perut akan berpengaruh langsung/tidak langsung terhadap tingkah laku/sikap/tindakan kita. Karenanya, peliharalah perut dari makanan yang haram atau yang syubahat. Sekalipun halal, hindari memakannya secara berlebihan. Sebab hal itu akan menumpulkan pikiran dan hati nurani. Obesitas (kelebihan berat badan) adalah penyakit modern sebagai akibat lain dari tidak terkontrolnya urusan perut.

5. Menjaga Kemaluan

Kendalikan sekuat daya dorongan melakukan apa-apa yang diharam kan oleh Allah SWT. Firman Allah-Nya:"Dan mereka yang selalu menjaga kemaluan mereka, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau apa-apa yang mereka miliki (daripada hamba jariah) maka mereka tidak tercela." (Al Mukminun: 5-6)

6.Menjaga Dua Tangan

Kendalikan kedua tangan dari melukai seseorang (kecuali dengan cara hak seperti berperang, atau melakukan balasan yang setimpal). Katakan “stop”, pada tangan, ketika akan bertindak sesuatu yang diharamkan, atau menyakiti makhluk Allah, atau menulis sesuatu yang diharamkan atau menyakiti perasaan orang lain.

7.Menjaga Dua Kaki

Memelihara kedua kaki dari berjalan ke tempat yang diharamkan atau berjalan menuju kelompok orang atau penguasa yang zalim tanpa ada alasan darurat karena sikap dan tindakan itu dianggap menghormati kezaliman mereka, sedangkan Allah menyuruh kita berpaling dari orang yang zalim.

Firman Allah SWT. : "Dan jangan kamu cenderung hati kepada orang yang zalim, nanti kamu akan disentuh oleh api neraka." (Hud: 113)

Pintu-pintu bagi masuknya maksiat terbuka lebar pada ketujuh anggota tubuh di atas. Pun kunci-kuncinya ada dalam genggaman tangan kita untuk membendungnya. Jadi, semua kembali kepada manusianya. Tentu hamba Allah yang cerdik, adalah mereka yang mempergunakan amanah tubuh untuk senantiasa berjalan di atas rel keridhaan-Nya.

Akhirul kalam, ada sebuah hadits Nabi mengatakan, “Barangsiapa meninggalkan maksiat terhadap Allah karena takut kepada Allah, maka ia akan mendapatkan keridhaan-Nya.” (Riwayat Abu Ya’li). Nah, bagaimana dengan kita?

Sambunglah dan Jangan Putus Tali Silaturahmimu!


Tidak akan masuk surga orang yang memutus hubungan dan tali silaturahmi

Manusia adalah mahluk social yang selalu membutuhkan perhatian, teman dan kasih sayang dari sesamanya. Setiap diri terikat dengan berbagai bentuk ikatan dan hubungan, diantaranya hubungan emosional, sosial, ekonomi dan hubungan kemanusiaan lainnya. Maka demi mencapai kebutuhan tersebut adalah fitrah untuk selalu berusaha berbuat baik terhadap sesamanya. Islam sangat memahami hal tersebut, oleh sebab itu silaturahmi harus dilaksanakan dengan baik.

Sesungguhnya silaturahmi merupakan amal shalih yang penuh berkah, dan memberikan kepada pelakunya kebaikan di dunia dan akhirat, menjadikannya diberkahi di manapun ia berada, Allah swt memberikan berkah kepadanya di setiap kondisi dan perbuatannya, baik yang segera maupun yang tertunda. Keutamaannya sangat banyak, profitnya melimpah, buahnya matang, pohon-pohonnya baik yang memberikan makanannya di setiap waktu dengan izin Rabb-nya.

Kaum muslimin hendaknya tidak melalaikan dan melupakannya. Sehingga perlu meluangkan waktu untuk melaksanakan amal shalih ini.

Demikian banyak dan mudahnya alat transportasi dan komunikasi, seharusnya menambah semangat kaum muslimin bersilaturahmi. Bukankah silaturahmi merupakan satu kebutuhan yang dituntut fitrah manusia?

Sesungguhnya sempurnalah dengannya keakraban, tersebar kasih sayang dengan perantaraannya, dan merata rasa cinta. Ia adalah bukti kemuliaan, tanda muru`ah, mengusahakan bagi seseorang kemuliaan, pengaruh, dan wibawa. Karena alasan itulah berlomba-lomba padanya orang-orang mulia yang berakal, maka mereka menyambung (tali silaturrahim) kepada orang yang memutuskan dan memberi kepada orang yang tidak mau memberi, serta bersifat santun kepada yang bodoh. Tidaklah nampak muru`ah kecuali ada padanya tali kekeluargaan yang disambung kembali, kebaikan yang diberikan, kesalahan yang dimaafkan, dan uzur yang diterima.

Larangan memutus

Silaturahim termasuk akhlak yang mulia. Dianjurkan dan diseru oleh Islam. Diperingatkan untuk tidak memutuskannya.
Allah Ta’ala telah menyeru hambanya berkaitan dengan menyambung tali silaturahmi dalam sembilan belas ayat di kitab-Nya yang mulia. Allah Ta’ala memperingatkan orang yang memutuskannya dengan laknat dan adzab, diantara firmanNya: “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan ? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikanNya telinga mereka, dan dibutakanNya penglihatan mereka.” (QS Muhammad :22-23).

“Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS An Nisaa’:1).

Silaturahmi merupakan perintah Allah dan Rasul-Nya, apa bila kita melaksanakan perintah tersebut disamping kita mendapatkan pahala juga akan mendapatkan keutamaan-keutamaan yang sangat banyak sekali, diantara keutamaan tersebut adalah :

Pertama, silaturahmi merupakan sebagian dari konsekuensi iman dan tanda-tandanya.

Dari Abu Hurairah ra oa berkata, Rasulullah saw bersabda : "Barang siapa yang beriman kepada Allah I dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah I dan hari akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi". (HR Bukhori dan Muslim)

Kedua, silaturahmi adalah penyebab bertambah umur dan luas rizqi.

Dari Abu Hurairah t ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang senang diluaskan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi." (HR Bukhori dan Muslim)

Ketiga, silaturahmi menyebabkan adanya hubungan Allah swt bagi orang yang menyambungnya.

"Sesungguhnya Allah swt menciptakan makhluk, hingga apabila Dia swt selesai dari (menciptakan) mereka, rahim berdiri seraya berkata: ini adalah kedudukan orang yang berlindung dengan-Mu dari memutuskan.' Dia swt berfirman: 'Benar, apakah engkau ridha bahwa Aku menyambung orang yang menyambung engkau dan memutuskan orang yang memutuskan engkau? Ia menjawab, 'Bahkan.' Dia I berfirman, 'Itulah untukmu.'

Keempat, akan selalu berhubungan dengan Allah swt.

Dari Aisyah ra berkata, Rosulullah saw bersabda, "Silaturahmi itu tergantung di `Arsy (Singgasana Allah) seraya berkata: "Barangsiapa yang menyambungku maka Allah akan menyambung hubungan dengannya, dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya." (HR. Bukhari dan Muslim).

Kelima, silaturahmi merupakan salah satu penyebab utama masuk surga dan jauh dari neraka.

Dari Abu Ayyub al-Anshari ra, sesungguhnya seorang laki-laki berkata: “Ya Rasulullah, ceritakanlah kepadaku amalan yang memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkan aku dari neraka. Maka Nabi saw bersabda : "Engkau menyembah Allah swt dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturahmi." (HR Bukhari dan Muslim)

Keenam, silaturahmi merupakan ketaatan kepada Allah swt dan ibadah besar, serta petunjuk takutnya hamba kepada Rabb-Nya, sehingga ia menyambung tali silaturahmi tatkala Allah swt menyuruh untuk disambung.

Firman Allah swt : "Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Rabbnya dan takut kepada hisab yang buruk." (QS. Ar-Ra'd :21)

Ketuju, silaturahim merupakan amalan yang paling dicintai oleh Allah swt.

Dari seorang laki-laki dari Khos’amm berkata: “Saya mendatangi Rasulullah sawsedangkan beliau sedang bersama salah seorang sahabatnya, aku berkata: kamu mengaku bahwa engkau adalah Rasulullah? Rasulullah saw menjawab: “iya”, aku bertanya: amalan apa yang paling dicintai Allah swt. Beliau menjawab; “Beriman kepada Allah swt ”, aku bertanya lagi, kemudian apa lagi ? beliau menjawab : “kemudian menyambung silaturahmi”. (HR Abu Ya’la dengan sanan Jayyid)

Kedelapan, sesungguhnya ganjaran silaturahmi lebih besar dari pada memerdekakan budak

Dari Ummul mukminin Maimunah binti al-Harits radhiyallahu 'anha, bahwasanya dia memerdekakan budak yang dimilikinya dan tidak memberi kabar kepada Nabi saw sebelumnya, maka tatkala pada hari yang menjadi gilirannya, ia berkata: “Apakah engkau merasa wahai Rasulullah bahwa sesungguhnya aku telah memerdekakan budak (perempuan) milikku? Beliau bertanya: "Apakah sudah engkau lakukan?" Dia menjawab: Ya. Beliau bersabda: "Adapun jika engkau memberikannya kepada paman-pamanmu niscaya lebih besar pahalanya untukmu." (HR Bukhori dan Muslim)

Kesembilan, di antara besarnya ganjaran silaturahmi, sesungguhnya sedekah terhadap keluarga sendiri tidak seperti sedekah terhadap orang lain

Dari Salman bin 'Amir ra, dari Nabi saw beliau bersabda: "Sedekah terhadap orang miskin adalah sedekah dan terhadap keluarga sendiri mendapat dua pahala: sedekah dan silaturahmi." (HR Tirmidzi)

Demikian pula dengan hadits Zainab ats-Tsaqafiyah, istri Abdullah bin Mas'ud ra, ketika ia pergi dan bertanya kepada Nabi saw: “Apakah boleh dia bersedekah kepada suaminya dan anak-anak yatim yang ada dalam asuhannya? Maka Nabi saw bersabda: "Untuknya dua pahala, pahala kekeluargaan dan pahala sedekah." (HR Bukhari dan Muslim)
Ancaman memutus silaturrahmi

Sebaliknya apabila meninggalkan silaturahmi maka akan mendapatkan ancaman dan akibat yang diperoleh. Di antara ancaman memutuskan silaturahmi adalah:

1. Tidak akan diterima amalnya

Dari Abu Hurairah ra berkata, saya mendengar Rasulullah saw bersabda “Sesungguhnya perbuatan anak cucu adam diperlihatkan pada setiap kamis malam jumat, maka tidak akan diterima amalnya orang yang memutus tali silaturahmi.” (HR Ahmad)

2. Akan terputus hubungannya dengan Allah swt.

Rosulullah saw bersabda, dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya," [HR. Bukhari, dan Muslim].

3. Tidak termasuk golongan yang beriman kepada Allah swt dan hari akherat. Karena salah satu tanda keimanan seseorang adalah senantiasa meghubungkan silaturahmi.

4. Akan dilaknat oleh Allah dan dimasukan kedalam neraka jahanam.

Allah swt berfirman : “Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan Mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang Itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam). “(QS Ar’Rad : 25)

“Maka Apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? mereka Itulah orang-orang yang dila'nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.”(QS Muhammad 22-23)

5. Tidak masuk surga

Dari Jubair bin Mut?im ra sesungguhnya Rosulullah saw bersabda, " Tidak akan masuk surga orang yang memutus hubungan.". Sufyan berkata : “yaitu yang memutus hubungan tali silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Itulah beberapa keutamaan bagi orang yang melakukan silaturahmi dan ancaman bagi orang yang meninggalkannya.

Meniru Perilaku "Cinta"Nabi Ibrahim


Banyak pria rela mengorbankan nyawanya demi wanita. Tapi sedikit menunjukkan pengorbanan karena mengacu cinta agamanya
CINTA adalah anugerah yang Allah berikan kepada setiap makhluk-Nya, terkhusus manusia. Ketika rasa itu telah merasuk pada setiap diri bani Adam, maka semua yang diterima, atas konsekuensi cintanya, akan terasa indah lagi menyenangkan, sekalipun realitasnya balasan yang didapat sangat membebani fisik, pikiran dan perasaan. Menyitir pribahasa anak muda saat ini, “Kalau sudah cinta, tahi kucing pun terasa cokelat,” ujar mereka.

Ini merupakan satu ungkapan, yang berupaya menjelaskan akan keunikan cinta. Sehingga, hal yang sangat sukar sekalipun (tahi kucing), akan terasa seolah cokelat. Ya begitulah, tak ada istilah pamrih bagi orang yang sedang dimabuk cinta. Semua perjuangan yang dilakukan dibangun atas ‘keikhlasan’ yang tinggi, karena ingin membuktikan kebenaran cinta yang ada di dalam dada. Dan itu bukanlah sebuah kekeliruan. Justru, itulah ekspresi ataupun ‘akrobat’ dasar yang ditimbulkan cinta murni, yang tumbuh dari jiwa nan suci.

Ketika cinta tidak melahirkan ekspresi yang demikian dahsyat/spektakuler, maka patut dipertanyakan, apakah benar cinta yang dipersembahkan merupakan cinta yang tulus murni, atau, sebaliknya, hanya pemanis mulut saja, tapi hati berkata tidak? Istilahnya, ada udang di balik batu. Atau, yang lebih ekstrim lagi, munafik.

Untuk menakar kemurnian itu, bisa kita lihat dari tindak-tanduk sang pecinta dalam memenuhi hajat yang dicintai, ketika ‘sang-dipuja’ menuntut pengorbanan. Apabila dia melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh penuh semangat, ikhlas, tanpa keluh kesah, maka bisa diprediksi bahwa cintanya tulus dan murni.

Namun, apa bila yang terjadi justru sebaliknya, banyak protes, ogah-ogahan, baru menapaki jalan yang sedikit terjal sudah tidak kuat melangkahkan kaki barang setapak, maka, kita sendiri bisa mengecap, cinta model apakah ini?

Kisah Cinta Sejati Ibrahim pada Allah

‘Rumus’ (Menguji kemurnian cinta) di atas bisa kita temukan di al-Quran yang menjelaskan bahwa tidak lah cukup bagi seorang hamba membuktikan cinta (imannya) kepada Allah, hanya dengan mengungkapkan di bibir semata, bahwa dia telah beriman kepada Allah, kemudian mereka dibiarkan begitu saja. Sekali-kali tidak. Mereka perlu membuktikan akan keafsahan apa yang telah mereka ikrarkan. Karenanya, mereka akan diuji dengan beberapa ujian, sehingga nampaklah yang benar-benar beriman dan yang munafik di antara mereka.

Firman Allah: “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “kami telah beriman”, dan mereka tidak diuji?. Dan sungguh kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta.” (Al‘Ankabut:2-3).

Dalam perjalanan, tidak sedikit manusia yang gagal dalam menjalani ‘tes-tes’ kemurnian cinta, yang Allah berikan. Banyak di antara mereka yang ‘gugur’ di pertengahan jalan. Bahkan, tidak sedikit pula yang berjatuhan di saat ‘genderang’ ujian baru ‘ditabuh’. Potret pribadi-pribadi macam ini, sampelnya, bisa kita temukan pada sosok orang-orang munafik, yang memisahkan diri dari barisan pasukan perang kaum muslimin, pada perang Badar.

Saat itu, dengan mudahnya mereka menyatakan kesetian kepada baginda Rosul. Siap membela beliau baik dalam kondisi suka maupun duka, lapang ataupun sempit. Namun apa yang terjadi ketika ikrar tersebut diuji, mereka gagal. Nampak jelas kebusukkan hati mereka. Sumpah setia yang mereka umbar, hanyalah pemanis bibir semata. Sungguh, kecelakaan hiduplah bagi mereka.

Setali tiga uang, mereka yang sukses melewati ujian-ujian tersebut, pun banyak, meskipun jumlah mereka jauh lebih sedikit dari mereka yang gagal. Dan salah satu di antaranya adalah Nabi Ibrahim ’Alaihi Salam.

Nabi Ibrohim, selain mendapat gelar sebagai ‘Abu Al-Anbiya’ (Bapaknya para Nabi), beliau juga termasuk Nabi dalam kategori ‘Ulul ‘Azmi’. Tentu saja, sederet gelar tersebut tidak serta-merta menempel di pundaknya, tanpa melalui proses perjuangan yang tinggi.

Ujian cinta beliau terhadap Allah, sangatlah terjal. Namun, sekalipun demikian getirnya, dengan sabar dan disertai ketulusan yang sangat, hanya untuk mengharapkan ridho Allah, beliau hadapi ujian itu tanpa harus berkeluh-kesah.

Salah satu ujian yang harus beliau hadapi adalah menerima kenyataan, di mana perintah menyembelih anak semata wayangnya, Ismail. Padahal, jauh sebelum itu, ketika anak laki-laki tersebut masih dalam buaian, beliau tinggalkan bersama sang-ibu, di padang sahara yang tak ada aura kehidupan, tanpa bekal yang berarti.

Dan kini, setelah anak itu tumbuh dewasa menjadi pribadi yang sholeh, taat kepada orangtua, datanglah perintah untuk menyembelihnya. Siapa pun dia, sebagai orang tua, tentu galau menerima perintah demikian. Tak terkecuali Nabi Ibrahim. Karenanya, setelah mendapat mimpi demikian selama tiga kali, beliau kemudian menuturkan prihal mimpinya kepada sang-buah hati.

Subhanallah, setelah mendapat penjelasan dari sang-ayah, Ismail dengan mantap berujar, “Wahai ayahanda, sekiranya itu benar-benar perintah dari Allah, maka laksanakanlah. Mudah-mudahan engkau menemukanku termasuk orang yang bersabar.”

Singkat cerita, Ibrahim pun melaksanakan titah Allah SWT. Namun, dalam prosesnya kelak, Allah memrintahkan Ibrahim untuk mengganti penyembelihan Ismail, dengan binatang ternak (lembu). Dengan peristiwa ini, luluslah Ibrahim dari ujian cinta yang Allah berikan. Sebesar apapun cinta beliau terhadap Ismail, sebagai orang tua yang telah lama menanti kehadirannya, namun, tidak sebanding dengan cinta beliau kepada Allah. Karenanya, perintah penyembelihanpun beliau laksanakan, demi membuktikan kemurnian cintanya pada Allah. Inilah tauladan cinta sejati itu.

Bukan Cinta Buta

Cinta yang menghujam dalam diri Ibrohim, bukanlah cinta buta. Cinta yang beliau miliki adalah cinta murni nan tulus yang tumbuh dan memekar dalam hati (bukan dilandasi nafsu). Dan itu terjadi karena proses yang beliau lalui dalam menghadirkan cinta, itu benar, yaitu melalui pengenalan yang mendalam.

Kita tentu sangat akrab dengan pernyataan para pujangga, “Tidak kenal maka tidak sayang. Tidak sayang, maka tidak cinta”. Dan proses itulah yang telah melahirkan makrifat cinta Ibrohim yang begitu mendalam terhadap Tuhannya. Tak ubah pohon yang akarnya menghujam ke dasar tanah yang paling dalam, sehingga tidak mudah digoyahkan oleh badai sekalipun.

Hal tersebut, tersirat dalam proses pencarian Tuhan yang dilakukan Ibrohim. Dan keyakinan itu dipertabal kembali, dengan dikabulkannya permintaan/do’a Ibrohim, untuk menyaksikan secara nyata, bagaimana Allah menghidupkan dan mematikan makhluk-Nya. Kemudian, Allah memerintahkannya untuk menyembelih beberapa ekor burung, kemudian, diletakkan di atas bukit. Ketika Ibrohim menyeru keduanya, mereka pun datang memenuhi panggilan. Subhanallah. Dengan peristiwa ini, tambah mengakarlah cinta Ibrohim kepada Allah.

Sebagai penutup, marilah kita intropeksi diri, sudahkah kita mengenal Allah, Tuhan kita, secara utuh, sehingga melahirkan mahabbah (rasa cinta) yang benar-benar terhadap-Nya? Sebab realitas saat ini, banyak orang mengaku Muslim, tapi mereka tampil sebagai penentang Tuhan yang mereka sembah. Boleh jadi hal ini disebabkan dangkalnya makrifat mereka terhadap Allah sehingga berdampak minimnya stok cinta yang mereka miliki. Banyak orang mengaku cinta pada agamanya dan cinta pada Allah, namun antara lisan dan hatinya tak sesuai dengan ucapannya. Banyak orang memburu wanita pujaanya, bahkan rela mengorbankan nyawanya sendiri. Namun ketika mereka mengaku cinta pada agama dan Tuhannya, tak mampu mengorbankan dirinya sebagai ungkapan "cinta" itu. Semoga bisa meniru Nabiullah Ibrahim alaihi salam.

Thursday, December 2, 2010

Terungkap, Penyebab Darah Tinggi


Meski dalam beberapa dekade terakhir telah terjadi kemajuan penting dalam penanganan penyakit darah tinggi, namun para ahli belum mengetahui dengan pasti penyebab tekanan darah tinggi. Hingga para ilmuwan dari Inggris berhasil mengungkap adanya kesalahan mekanisme tubuh yang menyebabkan hipertensi.

Tekanan darah tinggi adalah istilah untuk menunjukkan kondisi di mana aliran darah pada arteri dirasa bertekanan terlalu tinggi. Tekanan darah akan dinyatakan tinggi jika angkanya konsisten pada angka 140 mm Hg per 90 mm Hg.

Menurut tim peneliti dari Universitas Cambridge dan Nottingham Inggris, tekanan darah dikontrol oleh hormon yang disebut angiotensis. Jika jumlah hormon itu terlalu banyak akan memicu pembuluh darah berkontrasi sehingga tekanan darah meningkat.

Para ilmuwan yang sudah 20 tahun bergelut mencari tahu hormon itu pada akhirnya berhasil mengungkap cara menghambat pergantian (switch) yang menyebabkan hormon menjadi over produksi sehingga tekanan darah tinggi bisa dicegah.

"Kami telah menemukan langkah pertama dari proses utama dalam pengendalian tekanan darah. Penemuan ini akan membuka kemungkinan strategi terbaru dalam penanangan dan pencegahan hipertensi," kata Profesor Robin Carrell dari Universitas Cambridge.

Ikhwal penemuan ini berawal dari riset yang dilakukan Carrell dan timnya mengenai pre-eklampsia, gangguan kehamilan akibat tekanan darah tinggi pada ibu hamil yang bisa membahayakan nyawa. Diperkirakan tiap tahunnya 5000 ibu hamil meninggal karena kondisi tersebut.

Bawang Putih Atasi Hipertensi


Khasiat bawang putih dalam mencegah berbagai penyakit sudah lama menjadi perhatian para ilmuwan. Selain sebagai antikanker, ternyata bawang putih juga mampu mengatasi tekanan darah tinggi (hipertensi).

Para dokter di Austria merekomendasikan bawang putih sebagai tambahan selain obat medis untuk para pasien hipertensi. Mereka telah melakukan uji coba pada 50 pasien hipertensi untuk mengonsumsi suplemen bawang putih, selain juga tetap mengonsumsi obat-obatan medis.

Para pasien yang mendapat empat kapsul ekstrak bawang putih setiap hari memiliki tekanan darah lebih rendah dibandingkan dengan pasien yang mendapatkan pil plasebo (pil yang tidak memiliki zat aktif).

Sebelumnya, penelitian juga telah membuktikan bahwa ekstrak bawang putih efektif menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah tinggi pada pasien hipertensi yang tidak tertangani.

"Suplemen bawang putih sudah lama dikaitkan dengan penurunan kadar tekanan darah. Dalam penelitian ini kami mencoba melihat manfaat ekstrak bawang putih sebagai terapi tambahan selain obat-obatan hipertensi dari dokter," kata Karin Ried, peneliti.

Kendati demikian, para peneliti menjelaskan bahwa suplemen bawang putih baru bisa dikonsumsi setelah mendapatkan saran dokter mengingat bawang putih bisa mengencerkan darah dan menimbulkan interaksi dengan beberapa obat-obatan medis.

Wednesday, December 1, 2010

pengantin Abadi


BismiLLahirrohmaanirroohiim...


Manusia dilahirkan dengan Cinta

Agama diturunkan dalam Cinta Dan hidup jadi indah dengan Cinta

Tapi Cinta dengan Cinta tidaklah sama

Ada Cinta karena Allah

Ada Cinta dalam panduan Setan


Dan Cinta akan selamat Dalam Panduan Zat Yang Punya Keselamatan

Jika Sarang Cinta adalah kalbu Maka dekatkan kalbu kepada Allah

Agar kalbu menjadi bersih Agar Cinta menjadi murni


Sedangkan Cinta antara laki-laki dan perempuan Adalah bagian dari perhiasan dunia

Kalau dirawat dengan Iman dan Taqwa Akan menjadi perhiasan akhirat


Dalam hati yang bertauhid Suami bukan pujaan Dan istri bukan idaman

Dalam tauhid Suami istri adalah teman berjamaah

Dalam mengagungkan Allah Suami adalah imam dan istri adalah makmum


Dalam keluarga yang mengagungkan Allah

Rumah akan dihiasi dengan keindahan shalat

Tempat tinggal akan diharumkan dengan aroma Alquran


Suami mencarikan nafkah istri akan menjadi amal shaleh

Istri tersenyum kepada suami akan menjadi sedekah

Alangkah indah hati yang beriman Cinta pun mekar dalam damai

Sehingga rumah menjadi cerminan surga Dan kalau suatu saat terpaksa bertengkar


Tidak membuat rumah tangga bubar Bertengkar dalam cinta sejati

Bertengkar yang diselimuti iman dan taqwa Akan memperbaharui cinta itu sendiri

Suami istri Dua butir embun Yang bersatu dalam sekuntum mawar

Suami mengucurkan keringat kerja Istri berdoa dalam hati yang berbunga

Langkah diayun bersama Menuju Ridha Ilahi


Dua jiwa bersatu dalam taqwa Akan menjadi mempelai cinta

Cinta akan segar sampai tua Bahkan ke sorga pun

Diatas perkampungan Yang kerikilnya terdiri dari batu-batu permata

Dalam ridha Allah, Akan tetap menjadi pengantin abadi ....~~


Amiin.....ya Rabbal alamin...~

Dunia Tanpa Tabayyun


Bismillahirrahmanirrahim...

Internet adalah dunia ketika semua orang bebas berekspresi, bebas menulis, bebas berbagi informasi. Kebebasan itu membuat dunia ini tak terbatas, menjadi begitu luas. Tulisan yang saya buat ini hanya berupa sebuah atom didalam sekumpulan besar artikel yang tertulis di alam maya ini. Cari saja tulisan ini secara manual (entah bagaimana caranya) di antara milyaran artikel di internet, hampir niscaya, tidak akan ketemu. Untungnya ada mesin pencari macam mBah Google..

Ingatkah orde baru? Ketika seluruh informasi begitu terbatas, semuanya begitu terkontrol, meski kebenaran pun menjadi bungkam di hadapan kontrol itu. Lalu reformasi, dan terbukalah arus informasi seluas-luasnya, sebebasnya, sebenar-benarnya kebenaran, hingga sebobrok-bobroknya kebobrokan, semua ditampilkan. Positif? iya! Negatif? Jangan tanya, iya banget!

Maka seperti itulah internet, kebebasan dengan segala ekses negatifnya. Semua orang bisa menulis, dengan atau tanpa kompetensi tentang masalah yang dituliskannya. Dan banjir informasi terjadi, internet menjadi literatur besar untuk segala hal, padahal penulis literaturnya belum tentu kompeten. Dan ternyata muslimin pun menjadikan internet sebagai literatur dalam pencarian ilmu tentang agama mereka.

Ketika saya mulai mengenal aktifitas dakwah islam sekitar enam tahun silam, dan mulai bergabung dalam lingkaran dakwah, saya bersemangat untuk mencari tahu tantang segala hal tentang Islam. Agama yang saya peluk dari kecil, namun sampai dengan enam tahun lalu, hanya sedikit yang saya ketahui tentang Dien ini, hingga saya bertemu dengan senior-senior di kantor yang kebetulan aktivis dakwah. Maka saya pun tertarik dalam pusaran itu, lalu tersadar bahwa pengetahuan islam saya begitu minim, atau bahkan nyaris tak tahu apa-apa.

Di tengah semangat saya yang menggebu untuk tahu tentang Islam, saya mencari tahu dari berbagai tempat tentang syariat, tentang fikih, tentang apapun. Maka Internet, dunia yang serba luas dan efisien, ketika itu menjadi tujuan saya untuk mencari tahu. Lalu tersuguhlah di hadapan saya informasi-informasi yang menjadi nutrisi bagi ruhiyah muslim saya.

Namun ada yang aneh, ada nutrisi busuk beraroma perpecahan! Ya, ada perpecahan di antara saudara-saudara muslim saya!

Artikel-artikel di situs-situs itu, di blog-blog yang berwarna islam, mengapa yang ini menjatuhkan ulama yang satu itu, menghujat jamaah yang lain…? Ada banyak alasan yang dibeberkan, fakta-fakta mereka tentang ulama-ulama yang ini dan itu, bahkan fakta-fakta itu membuat beliau-beliau dinisbati sebagai ahli bid’ah, sesat dan sebagainya. Ulama-ulama itu, saya kenal, namanya sering disebut-sebut di kajian yang saya ikuti.

Saya buka situs berwarna islam lainnya, isinya berbeda, membela ulama yang dihujat… namun… menjatuhkan ulama yang lain!!!

Beginikah ukhuwwah?

Lalu waktu-waktu berikutnya, ketika saya menyambangi warnet – herannya – justru situs-situs “islami” yang saling hujat itu yang saya kunjungi… saya amat-amati komentarnya… lalu saya terbawa dalam perseteruan… Hati saya membela ulama yang satu, menjatuhkan jama’ah yang lain. Pikiran saya sudah terbawa pada arus ukhuwwah model baru, ukhuwwah jama’iyyah, tidak ukhuwwah islamiyyah. Racun itu baru saya sadari sekarang, bahwa dahulu saya pernah ikut dalam perdebatan busuk itu.

Segala tulisan-tulisan macam itu memang benar racun adanya, saya pun memutuskan untuk berhenti dari perdebatan-perdebatan perusak ukhuwwah itu sejak beberapa tahun yang lalu. Hingga saat ini saya ingin menuliskannya.

Imam Ibnu katsir menyatakan bahwa wajib bagi seorang muslim jika mendengar isu langsung menolaknya dan berprasangka baik, dan jika terasa di hatinya ada hal tidak baik tapi ia tidak memiliki bukti-bukti maka haram baginya menyebarkannya, semoga dengan demikian ia masih diampuni berdasarkan hadits Nabi SAW:

“Sesungguhnya Alloh mengampuni ummatku apa-apa yang ada dalam hatinya, selama tidak ia ucapkan atau ia lakukan.”(HR Bukhari dan Muslim)

Maka sebelum memiliki bukti-bukti maka kita tidak bisa kita mempercayai hujatan-hujatan yang ditujukan untuk pihak-pihak tertentu, apalagi membenarkan tuduhan yang kita tidak tau apa-apa tentangnya, lalu menyebarkan ke blog atau link, atau apa saja agar dibaca orang lain.

“Tapi di artikel itu dibeberkan bukti-buktinya kok!!”… Artikel tetap saja artikel, tanpa ada bukti nyata, hanya tulisan dari pihak kedua atau pihak kesekian… padahal tabayyun harusnya dilakukan dengan pihk pertama, alias pihak yang dihujat…

Namun sayang justru inilah yang terjadi, sharing informasi yang asal saja, semangat dakwah yang tak memperhatikan rambu ukhuwah bernama tabayun… Bahkan seringkali, hanya sekadar sharing saja sudah sok mengetahui segalanya tentang pihak yang dihujat, seolah dia kenal segala sepak terjangnya dengan mata dan telinganya sendiri. Lalu ribut dengan komentar-komentar yang menyudutkan…

Ingatlah, berprasangka baiklah, lalu tabayun, jika memang tak bisa tabayun, maka tetap berprasangka baiklah! Mengumbar isu, tak membuat kita menjadi lebih baik, tak membuat kita menjadi lebih berilmu, lebih alim! Jika tidak bisa berbicara baik, lebih baik diam! Jika tidak bisa nulis yang baik, mending jangan nulis!

Setiap jama’ah adalah kumpulan manusia, maka setiap ijtihad wajib atasnya ihtimal al-khatha’ (mengandung peluang untuk salah), maka berprasangka baiklah! Jangan sampai dzon-dzon kita menggiring kita menjadi manusia yang disebutkan dalam Surah An-Nuur 11,

“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.”

Dan ingatlah sesungguhnya internet itu adalah dunia yang nyaris tanpa tabayyun, seringkali informasi beredar begitu cepat, dengan semangat berbagi yang membabi buta, hingga semua orang bebas menafsirkan, tanpa tahu lagi penyebar berita awalnya… maka tak ada kata lain selain berbaik sangkalah! sebab tabayyun tak lagi mungkin….

Wallahu'alam bi Shawwab.