Thursday, January 13, 2011

Strategi Meningkatkan Prestasi Kerja


Tahun baru nanti, adakah yang ingin Anda perbaiki agar karier lebih melesat lagi? Resolusi untuk pekerjaan sepertinya juga perlu dipersiapkan. Apalagi jika setahun terakhir performa kerja dinilai kurang memuaskan. Ditambah lagi, jika secara personal, Anda juga merasa tak antusias menjalani karier. Ini petanda, Anda membutuhkan perubahan tahun depan.

Sebelum menjalankan strategi untuk meningkatkan prestasi kerja, pahami cara Anda melihat pekerjaan. Anda melihatnya sebagai pekerjaan, karier atau panggilan hati? Untuk mengenalinya, sederhana saja. Anda akan fokus pada gaji atau kompensasi kerja jika Anda melihatnya sebagai pekerjaan. Sementara, jika melihat pekerjaan sebagai karier, Anda fokus pada pencapaian, prestasi, jenjang karier dan jabatan. Kemudian, jika Anda melihat pekerjaan sebagai panggilan hati, Anda mengesampingkan persoalan uang, gaji, kompensasi lain dan juga jabatan. Fokus Anda adalah pada pekerjaan itu sendiri, yang begitu Anda nikmati.

Apapun perspektif Anda, jika masih merasa tak puas dengan prestasi kerja, lakukan strategi ini:

1. Menciptakan tantangan
Anda tak perlu menunggu kesempatan untuk menantang diri mencapai prestasi. Ciptakan tantangan untuk diri sendiri. Caranya, aktif melibatkan diri dalam sebuah proyek atau tugas yang bisa memotivasi diri lebih tinggi. Mulailah dari proyek kecil hingga yang berisiko tinggi. Mengerjakan sesuatu yang Anda sukai, apalagi jika berhasil, bisa menumbuhkan kepercayaan diri dan kepuasan kerja.

2. Membantu rekan kerja
Kesuksesan Anda tak lepas dari bantuan mentor. Kini, saat Anda berhasil menyelesaikan pekerjaan dengan baik, mulailah menjadi mentor bagi rekan kerja. Terutama kepada rekan kerja baru yang masih membutuhkan pengarahan. Membantu tim dalam bekerja takkan mengurangi keahlian Anda. Justru, sikap kerja seperti ini memberikan kepuasan dan kebanggaan tersendiri bagi diri Anda.

3. Jangan monoton
Rutinitas yang monoton membuat Anda bosan dan merasa tak tertantang. Jika hal ini yang Anda alami, segeralah bicara dengan atasan. Minta atasan melibatkan Anda dalam pekerjaan atau tugas lain. Jika perusahaan sedang menjalani proyek atau tugas baru, ajukan diri sebagai bagian dari tim. Menantang diri sendiri seperti ini membutuhkan keberanian, Anda berani?

4. Selalu positif
Berpikir positif menjadi senjata ampuh yang bikin Anda betah dengan pekerjaan. Melihat pekerjaan lebih positif akan membantu Anda meningkatkan performa. Saat Anda berpikir tengah terjebak dalam pekerjaan yang menyebalkan, saat itulah Anda kehilangan motivasi.

5. Tingkatkan skill
Semakin banyak keterampilan yang Anda punya, peluang kesuksesan dalam karier terbuka lebar. Jika mendapat kesempatan meningkatkan skill, jangan ragu memanfaatkannya. Seperti mengikuti kelas pengembangan diri, seminar, workshop apapun yang berkaitan dengan pekerjaan dan bisa meningkatkan performa kerja.

6. Belajar dari kesalahan
Jangan pernah memberi ruang bagi kegagalan untuk mengalahkan Anda. Ketika berbuat kesalahan dalam pekerjaan, segera belajar darinya, perbaiki dan jangan berhenti mencoba lagi. Mungkin saja, Anda sedang dipersiapkan untuk sukses dengan berbuat kesalahan tersebut.

7. Bersyukur
Kinerja di kantor tetap terjaga atau bahkan semakin meningkat dengan bersyukur. Sikap bersyukur seperti ini membantu Anda fokus pada nilai positif pekerjaan atau karier Anda. Caranya, tanyakan diri sendiri, apa saja yang membuat Anda bersyukur dalam pekerjaan setiap harinya. Setidaknya temukan satu saja hal yang Anda syukuri di kantor, setiap hari.

8. Menjaga passion
Anda berhak merasa tak puas dengan pekerjaan atau karier. Namun Anda juga mencoba realistis, karena untuk berpindah kerja, rasanya tak memungkinkan karena berbagai kondisi. Jika sudah seperti ini, Anda perlu memelihara passion di dalam diri atas karier atau pekerjaan. Cara lainnya, jalankan hobi atau aktivitas yang disenangi di luar kantor.

Lantas, apa pentingnya menjalani delapan strategi ini? penting, karena semakin Anda merasa puas dengan pekerjaan atau karier, semakin menurun tekanan di dalam diri. Anda pun terbebas dari stres bahkan depresi.

10 Perilaku Anda yang Dinilai Atasan


Perilaku Anda, sebagai karyawan, di tempat kerja ataupun di luar pekerjaan, memberikan kesan khusus di mata atasan. Wajar saja jika Anda canggung saat tak sengaja bertegur sapa di lift. Kemudian, muncul pertanyaan, apa ya yang dipikirkan atasan tentang Anda, mengenai cara berpakaian, kinerja, dan lain sebagainya. Kenali perilaku apa saja yang bisa menjadi sumber penilaian atasan. Yang dinilai tak harus sikap Anda yang kasat mata di kantor. Anda juga perlu berhati-hati berbicara di area publik yang terkesan personal seperti status Facebook di akun Anda.

1. Perilaku di luar kantor menentukan siapa Anda
Atasan Anda memang tak selalu memerhatikan setiap gelagat. Namun dia juga menilai apa yang Anda lakukan, yang tersirat dalam berbagai hal. Salah satunya ucapan, kata-kata yang Anda utarakan melalui media sosial. Meski aktivitas luar kantor bukan lagi terkait pekerjaan, namun imej dan reputasi Anda sebagai individu juga dipertaruhkan.

"Setiap kali akan mem-posting sesuatu di Facebook atau media jejaring sosial lainnya, sebaiknya tanyakan kembali kepada diri sendiri, apakah Anda ingin hal seperti itu dibaca atasan atau rekan kerja Anda," saran Edith Onderick-Harvey, presiden firma konsultan korporasi, Factor In Talent, Massachusetts.

Onderick-Harvey juga mengingatkan, sebaiknya Anda berhati-hati menuangkan isi pikiran, apalagi yang terkait pekerjaan, dalam situs jejaring sosial. Jika tidak, bersiaplah atasan Anda melihat dan menilai Anda sebagai karyawan yang tidak profesional, melihat komentar Anda di Facebook yang menjelekkan rekan kerja misalnya.

2. Perilaku Anda sama pentingnya dengan pekerjaan
Politik kantor, suka atau tidak, tetap berjalan setiap harinya dan sepanjang karier Anda. Kemampuan Anda untuk bekerjasama dengan rekan kerja dan atasan memengaruhi bagaimana keberlangsungan karier Anda, termasuk juga perilaku yang muncul saat menjalin kerjasama tersebut. Meski Anda telah menyelesaikan pekerjaan sesuai tugas dan target, namun jika perilaku Anda tak menyenangkan, apalagi kasar, ini akan menjadi catatan buruk. Karier Anda akan sulit berkembang, bahkan atasan juga takkan mempromosikan Anda jika tak bisa bekerjasama dengan baik dan positif.

3. Sikap aktif
Jangan takut untuk bersuara dan menunjukkan siapa Anda. Patty Briguglio, presiden MMI Public Relations, Raleigh, Carolina Utara mengatakan, karyawan yang punya nilai adalah yang berani mengambil inisiatif.

"Saya suka memiliki karyawan yang tidak takut menunjukkan kepribadiannya. Bukan seseorang yang sekedar mengisi posisi kosong saja di kantor. Jika ingin dipromosikan, Anda harus mengusahakannya," jelas Briguglio.

Sikap aktif seperti ini juga termasuk keberanian Anda mengungkapkan apa yang dibutuhkan karyawan, seperti training, waktu bekerja, termasuk juga uang, kata konsultan Steve Langerud, di DePauw University.

4. Cara berkomunikasi
Jangan pernah ragu bertanya mengenai bagaimana cara atasan Anda berkomunikasi, apakah lebih senang melalui tatap muka, surat elektronik atau ponsel, saran konsultan karier dan eksekutif Lauren Mackler. Tanyakan juga kepada atasan Anda mengenai cara kerja yang diinginkannya. Apakah atasan lebih nyaman jika pekerjaan selalu dikonsultasikan dengannya, atau justru membebaskan Anda. Semua pertanyaan ini menghindarkan Anda dari perilaku yang tak disenangi, yang muncul karena Anda tidak tahu dan tidak mencari tahu.

"Jika atasan Anda orang yang introvert, jangan memaksanya untuk selalu berkomunikasi langsung dengan Anda," jelas Mackler.

5. Cara menilai kinerja
Jangan menunggu atasan yang menilai kinerja dan etiket Anda dalam bekerja. Anda juga perlu memberitahukannya, namun dengan cara yang positif dan berlebihan. Jika Anda berhasil menyelesaikan sebuah pekerjaan, kirimkan sur-el ucapan selamat atau terima kasih kepada tim kerja dan lampirkan ke akun sur-el atasan Anda," saran Mackler.

Kirimkan juga kepada atasan Anda laporan bulanan tentang ulasan pekerjaan yang Anda pegang dan sudah terselesaikan, ataupun prestasi lainnya. Miliki catatan kinerja Anda setiap bulannya, untuk menjadi dokumen pribadi. Anda bisa menilai kinerja Anda sendiri, dan memperlihatkannya kepada atasan dengan cara yang positif.

6. Cara membantu atasan
Atasan hingga level CEO pun tak terlalu menyukai aktivitas yang satu ini, mengulas performa karyawannya dalam kurun waktu tertentu. Namun Anda bisa membantunya menyiapkan catatan pribadi tentang performa kinerja Anda. Ini akan memudahkan atasan mengulas kembali kinerja Anda beberapa bulan ke belakang. Untuk menilai performa kerja, Anda juga bisa mengulasnya bersama atasan setiap satu tahun sekali.

7. Cara berpakaian
"Berpakaianlah yang membuat Anda selalu siap jika presiden direktur meminta Anda menghadiri rapat besar," saran konsultan dan pembicara Set Free Life Seminars, Sue Thompson.

8. Cara memberikan feedback
Tugas untuk menyemangati atau membangun hubungan kerja yang positif bukan hanya milik pimpinan, kata Stefanie Smith, pimpinan firma coaching Stratex. Sebagai bawahan Anda juga bisa memberikan feedback positif, salah satunya dengan membangun sikap positif di kantor. Termasuk menciptakan suasana positif yang membuat atasan merasa senang dan terlihat senang. Memuji atasan di depan publik bisa menjadi contoh lainnya, kata Smith, namun pastikan kata-kata yang Anda pilih bernilai positif, jelas dan tak berlebihan.

9. Cara menyelesaikan masalah
Jadilah bawahan yang mahir menyelesaikan masalah. Meski kebanyakan karyawan membawa masalah dan berharap atasan menyelesaikannya, keluh Jennifer Prosek, CEO firma konsulting CJP Communications.

Sebagai contoh, jika dalam menyelesaikan sebuah proyek Anda menghadapi masalah, maka siapkan tiga opsi penyelesaian. Lalu sampaikan kepada atasan. Meski nantinya atasan Anda menginstruksikan langkah yang berbeda dari yang Anda ajukan, setidaknya cara ini menunjukkan Anda mau berpikir. Atasan akan menghargai usaha Anda tersebut, kata Prosek.

10. Sikap tanggungjawab
Jangan pernah menyalahkan keadaan atau orang lain jika Anda melakukan kesalahan. Sikap tak bertanggungjawab seperti ini akan menjadi penilaian penting bagi atasan. Lebih baik, akui kesalahan Anda tanpa perlu mencari kambing hitam.

"Meski karyawan memiliki kemampuan yang baik, saya tetap tak bisa mempromosikannya jika dia sering menyalahkan orang atau pihak lain ketika melakukan kesalahan," kata Deborah Becker, pemilik agen asuransi di Eau Claire, Wisconsin.

Tandanya Anda bertanggungjawab, katanya, adalah salah satunya mengakui kesalahan dengan mengatakan "Saya minta maaf, ini takkan terjadi lagi, saya janji."