Sunday, September 28, 2008

" Menghargai Waktu "

"Demi masa, sesungguhnya manusia itu dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling nasihat-menasihati dalam kebenaran dan kesabaran”. Q.S. al-‘Ashr: 1-3.

Dalam sebuah polling di Amerika diketahui ternyata mayoritas bangsa Amerika merasa bahwa tidak bekerja, menganggur, dan hidup santai, adalah bagian yang dibenci dan bahkan mereka merasa itu adalah suatu dosa. Dalam istilah terkenal dalam bahasa Inggris pun kita kenal dengan the time is money, sebuah ungkapan betapa pentingnya memanfaatkan waktu hingga dapat menghasilkan uang sebanyak-banyaknya.

Dalam Islam tujuan hidup bukan sekadar mencari uang (baca: mencari kebahagiaan materi), namun lebih dari itu agar dapat mendapatkan kebahagiaan materi dan ruhani, duniawi dan ukhrawi (fiddunyâ hasanah wa fil âkhirati hasanah). Oleh karena itu Islam sangat menghargai waktu agar dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam rangka mendapatkan dua tujuan sekaligus. Bila hanya ingin mendapatkan satu tujuan saja kita tidak dapat bersikap santai dalam hidup, apalagi bila hendak meraih kedua tujuan di atas.

Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari mengatakan bahwa Rasulullah bersabda: “Jadilah kamu di dunia seperti seorang asing atau seperti orang yang melewati suatu jalan. Kalau kamu berada pada waktu sore, maka janganlah menunggu waktu pagi. Dan kalau kamu berada pada waktu pagi, maka janganlah menunggu waktu sore. Pergunakanlah masa sehatmu guna persiapan waktu sakit, dan pergunakanlah masa hidupmu untuk persiapan waktu matimu. H.R. al-Bukhari.

Yang sering terjadi pada kita justru sebaliknya. Di saat sehat, kita lupa bahwa suatu ketika akan sakit. Ketika masih muda, kita lalai bahwa nanti akan menjadi tua. Ketika kaya, kita lupa bahwa mungkin akan bangkrut dan jatuh miskin. Ketika berkuasa, kita lupa bahwa kekuasaan itu sementara. Ketika tertawa, kita lupa suatu saat akan menangis. Ketika hidup, kita lupa pada akhirnya pasti mati. Kita kemudian lupa untuk bersyukur, mendekatkan diri kepada Allah, beribadah sebanyak-banyaknya, lupa menolong orang lain, lupa untuk membela agama Allah, dan lupa mempersiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal. Kita lebih senang menghambur-hamburkan waktu untuk menuruti hawa nafsu, sebagaimana kita pun sering terlena dibuai waktu dalam kegemerlapan duniawi. Waktu kita habis terbuang sia-sia, hanya untuk melakukan hal-hal remeh dan menuju kepada kemaksiatan.

Sebuah pepatah Arab mengatakan: “Waktu ibarat pedang, kalau ia tidak kamu pergunakan sebaik-baiknya, maka ia dapat memenggal dirimu”. Karena lengah dalam memanfaatkan waktu, kita kehilangan kesempatan emas. Kita sering gagal karena tidak dapat mengatur waktu dengan baik. Kita dipenggal oleh waktu karena lengah memanfaatkannya.

Kita harus membiasakan memahami betapa berharganya waktu. Betapa sukses dan gagal ditentukan oleh kemampuan kita dalam menggunakan waktu. Dan betapa sikap meremehkan waktu sebagai sikap hina yang tidak disukai oleh semua orang beriman.


*)Di tulis Oleh Dr. H. Shobahussurur, M.A.; Ketua Takmir Masjid Agung Al Azhar

1 comment:

Unknown said...

"Di saat sehat, kita lupa bahwa suatu ketika akan sakit. Ketika masih muda, kita lalai bahwa nanti akan menjadi tua. Ketika kaya, kita lupa bahwa mungkin akan bangkrut dan jatuh miskin. Ketika berkuasa, kita lupa bahwa kekuasaan itu sementara. Ketika tertawa, kita lupa suatu saat akan menangis. Ketika hidup, kita lupa pada akhirnya pasti mati..."

ini yg selalu kita lupa.. semoga hidup diredhaiNya..

terima kasih atas ziarah anda ke
blog elniea.. salam ukhuwah~